Panggil Aku Angsa Part 1

07 Juni, 2012
Menjelang UAS jadwal agenda penuh dengan bejibun tugas-tugas pengganti yang bisa bikin fikiran panas saking kurangnya jam tidur. Tapi begitu UAS kelar, aaah liburan menanti. Semangat kembali pulih. Nganggur-nganggur dirumah sampai mati bosen dan akhirnya sejenak kembali kangen suasana kampus. Kangen kerjain tugas, dapat pengetahuan baru tentang dunia desain, lagi dan lagi.. Intinya jadi serba salah..
Sejak mengerjakan tugas advis 2 membuat sebuah iklan layanan masyarakat, aku merasa mulai mencintai dunia videografi. Tak hanya sekedar konseptor, tapi juga pada proses pembuatan hingga editing. Saat aku mulai mengambil sks, dengan mantap memilih audio visual 3.

Disini aku bakal cerita tentang pengalaman saat pengerjaan audio visual di semester 6 baru-baru ini. Kedapetan tugas membuat film pendek bergenre dokumenter dengan beranggotakan 11 orang. Waw jumlah yang sangat banyak. Jangan ditanya ribetnya dalam penyatuan pemahaman. Terpilihnya genre doku-drama film kamipun melalui proses perdebatan yang panjang hingga akhirnya mantap menjadi sebuah naskah utuh yang digarap oleh titin, dea dan dinda dan beberapa pendapat dariku di akhir cerita (flashback satria di akhir cerita) dengan penyeleksian ketat dari sutradara, mas Isa dengan judul film "Panggil Aku Angsa".
Terdapat 2 grup dalam 1 kelas. Aku masuk dalam grup A. Jobdeskku di film doku-drama pertama buat aku sebagai pembuat storyboard, kameramen, memilah video, editing video, editing dubbing skaligus editing musik yang tentunya dibantu sama temen2 lainnya.

Storyboard
Progress awalku kebagian menggambar storyboard. Disitu jujur aku agak ogah-ogahan. Aku nggak jago gambar. Kalo udah ada gambaran di kepala, visualisasinya itu yang susah. Disamping aku harus mengerjakannya, karena aku bertugas sebagai kameramen nantinya. Jadi aku harus menetapkan angle bagaimana aku shoot nanti. Dalam pengerjaan storyboard ini aku, fara, edwin dan dibantu mas isa di bagian scene awal perkenalan.

Kameramen
Tugas kameramen tentu aja men shoot jalannya sebuah cerita bareng vara sama ronald. Dalam jobdesk ini aku nggak pernah absen shoot loh. Hah lama syutingnya memakan waktu hingga 3 minggu karena kendala jadwal talent, dan sebagainya. Sampai-sampai penyiasatan kelaspun dilakukan. Menyita banyak waktu dan tenaga. Disini aku ngerasa sulitnya menjadi kameramen produksi film karena keterbatasan peralatan hingga hendrikus ryan pontang panting pinjam kamera berkali-kali saat syuting daan sampai akhirnya hampir batal syuting hanya karena kendala kamera.

Editing dubbing.
Tugasku juga mengedit dan menyatukan tiap scene yang terdapat dialog. Disini aku bekerja sendirian, aku berfokus pada kejernihan suara dubbing. Software yang aku gunakan adalah adobe soundbooth.
Adobe Soundbooth
Nah caranya
- Klik menu Task - Clean Up Audio
- Sekarang select (Highlight) bagian dari audio file yang ingin kita bersihkan
- Kemudian click "Capture Noise Print"
- Kemudian click "Noise" 

Tapi Adobe Soundbooth ini hanya support pada file yang berformat WAV jadi pas kita merekam dubbing menggunakan ipad yang berformat m4a, aku harus mengkonvert lagi jadi WAV menggunakan Audio Converter. Prosesnya mudah dan cepat.
Audio Converter
Untuk proses dubbing gak hanya berhenti sampai disitu. Kadang aku harus mengambil latar suara dari video lain. Saat scene derap kaki, bergosip, dll. Aku mengambil sound dari video menggunakan Prism setup video converter. Baru kemudian aku edit noise kembali menggunakan Adobe soundbooth. Agak ribet asal telaten, bisa sih.

Prism setup video converter

Editing video.
Setelah shoot selesai dan dubbing sudah aku bersihkan, bagianku lah yang memilah-milah video yang fix bakal dipakai untuk kemudian aku edit. Aku meletakkan video per video di folder per scene. Ribet.. Di bagian jobdesk ini, aku bekerja sama dengan vara (lagi).
Software yang aku pakai untuk edit video (menggabungkan video dengan dubbing) adalah VideoPad Video Editor.

VideoPad Video Editor
Untuk selanjutnya penggabungan video pada pengerjaan fara menggunakan i-movie. Nah disitu ada beberapa kendala. Hasil penyatuan video dengan dubbing yang sudah aku render nggak support sama i-movie. Alhasil aku harus mengkonvert ulang menggunakan Cool Avi To Mov Converter.

Cool Avi To Mov Converter

Editing musik.
Untuk sementara ini, aku belum sampai pada tahap editing musik. Disini aku dan fara bekerja sama dalam editing. Sementara teman-teman lain membantu mencari musik yang pas untuk film kami dan aku udah punya persediaan 2 musik moga aja pas buat filmnya.Untuk editing musik pastinya aku menggunakan Videopad Video Editor nantinya.

Haaah progresku tinggal 10% lagi untuk selanjutnya tinggal poster yang bakal dikerjakan sama temen-temen lainnya. Be good film #Amiin...

Untuk hasil akhirnya bakal aku post di "Panggil Aku Angsa Part 2" See U..

0 Comment:

Posting Komentar

:];]

 

About Me

Foto saya
Hi.. My name is Firdha Ramadhani Nuzula. Just call me 'Aping'. I'm studied at STIKOM Surabaya Indonesia on Visual Communication Design. I'm a photographer and designer graphic who has a love for creativity and enjoys experimenting with various techniques in photography and graphic design. I'm a freelance designer. I love my creative. Thanks for the watching my blog and Enjoys :]

Categories

Visitor

Entri Populer

Twitter

 

© 2012 firdha ramadhani